Senin, 10 Februari 2014

Edisi Liburan: Busan, Day Three

Kalo ditanya, apa yang paling menyenangkan dari liburan ke Busan kemarin, saya bakal jawab:
1. Anget! Jauh lebih anget daripada Seoul-Incheon yang naudzubillah dinginnya.
2. Kegiatan ngasih makan burung pagi-pagi di pinggir pantai.

Nah. Seperti yang sudah saya ceritain di dua postingan sebelumnya, motel tempat saya nginep di Busan itu cuma beberapa lemparan batu dari pantai Gwanganli. Setiap pagi di pantai itu banyak burung warna putih yang hang out di situ.

Menggemaskan.
Pas saya sampe di pantai, si burung-burung masih pada ngumpul di deket air laut. Keliatan nggak sih? Kecil banget soalnya itu di fotonya.
Hari pertama dan kedua, saya belum berkesempatan ngasih makan si burung-burung tersebut properly, maka di hari ketiga saya bangun lebih pagi dan segera cabs ke pantai setelah mampir minimarket beli snack udang. Saya duduk di undak-undakan kayu, dan mulai melempar si snack yang barusan saya beli. Lemparan pertama, salah satu burung terdekat dari saya langsung nengok. Sedetik kemudian doi kayak teriak gitu, kayaknya itu manggil temen-temennya. Benar saja, seketika puluhan burung putih yang tadinya bersantai di pinggir laut terbang ke arah saya, berebut snack yang saya lempar. Buat yang penakut pasti langsung freaked out, berasa diserang sama burung-burung, tapi pada dasarnya mereka cuma cuma berebut snack aja, nggak akan nyerang yang ngelempar. Berhubung saya sibuk ngasih makan, jadi nggak ambil foto deh. Hiks. Padahal menurut temen sekamar saya yang bule Irlandia, adegan saya ngasih makan burung waktu itu spektakuler banget, sampe saya dibilang 'bird lady'.


Pas snack nya habis, si burung-burung masih stand by di depan tempat saya duduk.
Kira-kira jam sepuluh pagi, rombongan tur sudah harus berangkat lagi. Seperti biasa, naik taksi. Kali ini perjalanan agak lebih lama daripada hari sebelumnya. Kami menuju Taejongdae Cliff Park. Isinya apa disana? Ya park. Kayak kebun raya gitu sih suasananya. Pohon-pohon gede di kanan kiri, udaranya segar. Tapi yang uniknya, di sini kita bisa langsung lihat laut gara-gara letaknya di tebing pinggir laut. Nggak kalah absurd deh pemandangannya dibanding yang di Yonggungsa kemarin. Cekidot.

Saw a random ajussi with his puppy near the front gate of the park. Itu unyu banget anjingnya, udah mah dipakein baju, bisa berdiri begitu pula.
Ini namanya Hyorin. Anjingnya yang punya usaha tur. Anteng banget nggak banyak polah.
My outfit: sneakers endog asin, jeans, short dress bahan kaos, sweater, my favorite bright red jacket.
Yang beginian ini nih yang bikin pegel: tangga. Turunnya nggak kenapa-napa. Begitu naik.. Gempor.
Di dalem parknya ya gini doang nih, kanan-kiri pohon.
Absurdly beautiful.
Banyak bapak-bapak mancing.
Kapal, kapal everywhere.
Lautnya warnanya kayak batu giok.
Patung orang naik lumba-lumba.
Lighthouse.
Lokasi foto bareng serombongan tur.
Ada pulau misterius di kejauhan.
Tempat ini menggoda banget. Enak banget kayaknya duduk-duduk di situ sambil liat laut. Tapi saya nggak kesitu soalnya mesti turun agak jauh, males naiknya lagi.
Overall, kami di cliff park ini cukup lama. Pasalnya, tempatnya cukup gede, dan medannya nggak rata, naik turun. Cukup bikin kaki pegel dan ngos-ngosan juga buat saya yang super jarang olahraga. Tapi buat saya worth it lah. Sebanding sama pemandangannya yang literally menyegarkan mata.

Lokasi berikutnya yang kami kunjungi adalah Jagalchi Fish Market. Pasar ikan. Dari si cliff park nggak terlalu jauh. Kami naik taksi lagi, turun di pinggir jalan besar yang cukup rame. Jalan dikit, masuk ke jalan yang lebih kecil, dan akhirnya sampailah di pasar ikan terkondang di Busan.

Plang Jagalchi market.
Kayaknya sih area pasarnya ada yang indoor sama outdoor gitu, tapi di bagian indoor nya waktu itu kebanyakan tutup, gara-gara liburan Seollal. Akhirnya kami liat-liat di bagian luar yang masih rame. Tapi sebelumnya kami jalan ke belakang bangunan pasar indoornya, dan dari situ bisa lihat pelabuhan. Kapal-kapal. Dan ada gunung di background nya.

Bagus banget nggak sih. Langsung tanpa babibu dinobatkan jadi cover photo fesbuk.
Berikut ini beberapa jepretan suasana pasar ikan yang outdoor. Selamat menikmati.

Hanger. Berfungsi tidak hanya untuk menggantung pakaian, melainkan juga untuk menggantung ikan.
Ini ikannya rada mirip lele. Tapi disturbing banget itu penampakannya, nempel-nempel di kaca.
Ini ikan yang sering muncul di Runningman kalo pas ada adegan di pasar. 
Jual hewan-hewan bercangkang. Berbagai jenis dan ukuran.
Ikan entah apa, panjang-panjang, warnanya perak.
Gurita!
Cumi-cumi segede guling.
Ibu-ibu ini jualan beragam hasil laut yang udah dibumbui, diasinkan, diasamkan, dipedaskan, etcetera. 
Setelah itu kami makaaaaaan. Laper! Pagi-pagi energi udah terkuras di cliff park. Akhirnya kami berjalan menjauhi pasar, ke daerah yang udah mulai pertokoan. Sayangnya nggak semua anggota rombongan antusias untuk makan seafood yang bener-bener fresh di sekitar pasar ikan. Akhirnya tour leader membawa kami ke sushi bar. All you can eat sushi dan berbagai makanan lainnya, cem takoyaki, Korean fried chicken, salad, berbagai dessert dan minuman ringan. Sejam kami makan di sana. Akhirnya kenyang, sodara! 

Jadi ada meja yang muter di tengah gitu, kita bisa ambil sushi dari meja itu sepuasnya.
Habis makan, kami jalan lagi. Nggak jauh dari situ ada area yang cukup luas, di tengah-tengahnya ada Busan Tower. Kayak apa Busan Tower itu? Ya kira-kira mirip lah sama Namsan Tower yang di Seoul. Menara tinggi gitu, kita bisa naik sampe puncak trus bisa liat pemandangan kota Busan dari ketinggian. 

Pas jalan ke arah Busan Tower nemu beginian, lampion kertas warna-warni, unyu banget.
Eskalator mati bro. Naik tangga untuk entah ke berapa kalinya.
Kurang tau si rumah-rumah kecil ini fungsinya apa, tapi unyu banget pintunya dilukis gitu.
Lonceng gede.
Jam gede.
Patung panglima perang (sotoy).
Foto dulu di depan patung panglima perang dan Busan Tower sekaligus.
Naga!
Busan Tower.
Pohon-pohon sebelah kanan unyu banget. Maaf saya sering banget memakai kosa kata unyu di postingan ini.
Another gembok cinta thingy. Sama kayak di Namsan Tower.
Kata temen lab saya yang orang Kroya, "It's good that now you don't understand Korean yet, so you don't need to read those things." Menurut doi arti tulisannya super alay dan cheesy. 
Sepasang kawula muda tertangkap basah masang gembok.
Pelataran Busan Tower.
Agak sedih juga liat bapak-bapak ini. Hari gini orang udah pada bawa kamera sendiri kan. Hiks.
Kami baru meninggalkan area Busan Tower ketika langit mulai meredup. Seharusnya menurut jadwal tur hari itu tujuan terakhir kami adalah Gamcheon Village. Itu desa yang rumahnya warna-warni, pernah buat syuting Runningman juga. Baguuuuus banget kalo digugling. Sayangnya karena udah mulai gelap, kami batal ke situ. Sedih. Tapi ya moga kapan-kapan sempet ke Busan lagi dan bisa mampir ke Gamcheon Village itu, aamiin!

Malem itu rombongan tur pada dibawa ke area Kyungsung University. Di sana konon banyak resto, bar, dan club yang oke punya. Saya dan temen saya nggak ikut, karena kami udah pesen tiket kereta Mugunghwa buat pulang ke Seoul malem itu. Jadi kami langsung ke motel, istirahat bentar, lalu siap-siap cabs. Sebenernya tur ini udah mencakup transport pulang juga, tapi rencananya mereka balik ke Seoul besok sorenya, which is Minggu sore. Dan sampe Seoul pasti sekitaran tengah malem atau dini hari. Dan saya mesti ke Incheon pula. Tengah malem mana ada subway. Dan seterusnya, dan seterusnya. Maka kami memutuskan pulang duluan naik kereta, meski harus keluar duit lagi. Nggakpapa deh. Demi masa depan lebih cerah(?).

Kereta kami jam sebelas malem, kami berangkat setengah sepuluh malem. Hujan-hujanan, jalan ke stasiun subway yang jaraknya 15-20 menit jalan kaki dari motel. Naik subway ke stasiun kereta. Sampe sana masih sempet beli makan di Lotteria sebelum kereta berangkat.

Akhirnya, pulang. Dadah Busan! See you when I see you! Annyeong..


Tidak ada komentar: